Kronologi Penangkapan Ak, Pemilik Timah Selundupan Tuing yang Diduga Terlibat Jaringan Internasional
KBO-BABEL.COM (Bangka Belitung) – Kasus penyelundupan timah di pantai Tuing yang melibatkan 25 ton timah dan berhasil digagalkan oleh Tim Lanal Bangka Belitung (Babel) kini memasuki babak baru. Setelah sebelumnya tiga buruh pikul, dua ABK, dan seorang kapten kapal ditahan pada malam penyergapan, tersiar kabar bahwa pemilik timah selundupan tersebut, yang disebut-sebut berinisial Ak, kini telah berhasil diamankan oleh pihak TNI AL di Mako Lanal Babel, Belinyu, Kabupaten Bangka. Selasa (18/2/2025)
Berdasarkan informasi yang diperoleh, foto yang beredar memperlihatkan seorang pria berbaju hitam yang diduga adalah Ak, pemilik timah selundupan, sedang duduk lemas di dalam jeruji besi.
Pria tersebut memiliki perawakan berkumis dan kulit sawo matang, mengenakan baju hitam serta celana pendek berwarna abu-abu. Ak ditangkap pada pagi hari sekitar Minggu (16/2), di daerah Sungailiat, setelah proses penyelidikan intensif.
Seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa Ak ditangkap setelah seorang individu berinisial R membocorkan identitasnya.
“Iya, itu lah Ak. Kabarnya ditangkap karena R yang bernyanyi. Jadi semacam buang badan lah, pak,” ungkap narasumber dilansir dari Metro7 pada Sabtu (15/2) malam.
Pada saat itu, narasumber meminta untuk tidak mempublikasikan foto Ak yang beredar.
Ak sendiri diketahui merupakan warga asal Kampung Jawa, Kecamatan Sungailiat, dan kini menetap di daerah Kuday, yang masih berada di kecamatan yang sama. Menurut narasumber, Ak sudah lebih dari tiga kali terlibat dalam penyelundupan timah ke Kuantan, Malaysia. Hal ini menjadi alasan mengapa namanya sudah cukup dikenal dalam jaringan penyelundupan timah yang terjadi di wilayah tersebut.
“Ak pertama kali meminta tolong sama seorang penghubung Bangka-Malaysia. Ketemu lah lalu mereka, dan dengar ceritanya Ak ini bilang jika timah yang mau diselundupkan ini punya bos timah Sungailiat,” jelas narasumber.
Pada penyelundupan pertama yang melibatkan pantai Tuing, timah yang dibawa ternyata milik seorang bos timah di Sungailiat. Proses penyelundupan pertama ini pun berjalan lancar dan berhasil mendarat mulus di Kuantan, Malaysia.
Setelah itu, Ak dikatakan sempat berhubungan dengan seorang agen penghubung asal Malaysia. Agen ini, menurut narasumber, memiliki peran penting dalam memfasilitasi penyelundupan timah dari Indonesia, khususnya dari Bangka Belitung. Agen tersebut dipercaya mengatur jalur-jalur penyelundupan serta memastikan barang sampai tujuan dengan selamat.
“Ak ini pernah dipertemukan dengan si agen di Malaysia. Dia ini penghubung yang mengurusi timah selundupan dari Indonesia ke Malaysia, khususnya dari Babel, termasuk koordinasinya si agen yang atur agar barangnya selamat sampai Kuantan,” tambah narasumber.
Saat ini, Ak tengah menjalani proses pengumpulan informasi terkait kasus penyelundupan timah Tuing. Narasumber menjelaskan bahwa penyelidikan yang sedang berlangsung berfokus pada pelacakan asal usul barang, sumber dana, serta siapa saja yang terlibat dalam pengiriman timah tersebut.
“Iya. Lagi diproses dia, pulbaket kayaknya soal kasus Tuing itu, terkait asal usul barang, dana, juga pemilik barang,” ujarnya.
Media mencoba menghubungi Pwa Penerangan Lanal Babel, Lettu Roy, untuk memverifikasi status Ak serta perkembangan penyidikan kasus ini. Namun, hingga berita ini diterbitkan, Lettu Roy belum memberikan jawaban terkait permintaan konfirmasi tersebut.
Kedepannya, Media akan terus mengikuti perkembangan kasus ini. Rencananya, pemberitaan selanjutnya akan menggali lebih dalam mengenai sosok yang berperan sebagai penghubung pertama Ak untuk menembus pasar timah ilegal di Malaysia, termasuk jaringan kolektor timah dan kelompok penyelundup.
Selain itu, investigasi juga akan menyoroti titik-titik penyelundupan timah yang ada di Pulau Bangka serta volume timah yang sudah berhasil diselundupkan ke Malaysia sepanjang tahun 2024 lalu.
Penyelundupan timah ilegal ini menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi perekonomian daerah maupun bagi lingkungan. Oleh karena itu, penangkapan Ak diharapkan dapat membuka mata masyarakat tentang bahaya dari praktik penyelundupan yang merugikan banyak pihak, dan sekaligus menjadi langkah awal bagi aparat untuk memberantas kegiatan ilegal ini di Bangka Belitung.
(Sumber: Metro7.co.id, Editor: KBO-Babel)