Gus Miftah Ditegur Mayor Teddy Usai Viral Hina Penjual Es Teh, Sampaikan Permintaan Maaf
KBO-BABEL.COM (Jakarta) – Gus Miftah, pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, mendapat teguran keras dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya. Teguran ini terkait video yang viral di media sosial, di mana Gus Miftah diduga menghina seorang penjual es teh saat acara pengajian. Rabu (4/12/2024)
Video tersebut menjadi perbincangan hangat dan memicu kecaman publik karena memperlihatkan Gus Miftah melontarkan kata-kata kasar kepada seorang pedagang asongan yang menjajakan dagangannya di tengah-tengah jamaah pengajian. Rekaman itu kini ramai di berbagai platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter) dan TikTok.
Aksi Gus Miftah yang memicu kontroversi ini terjadi pada acara Magelang Bersholawat Bersama Gus Miftah dan Habib Zaidan Bin Yahya di Lapangan Drh. Soepardi, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Rabu (20/11/2024). Dalam video yang viral, Gus Miftah terlihat menegur seorang penjual es teh yang berdiri di antara jamaah.
Awalnya, pendakwah kelahiran Lampung Timur, 5 Agustus 1981, itu bertanya kepada pedagang tersebut mengenai dagangannya. Namun, bukannya memberikan simpati, Gus Miftah justru mengeluarkan kata-kata yang dinilai kasar dan merendahkan.
“Es teh-mu sih akeh (es teh kamu masih banyak) nggak? Ya sana jual g*blok. Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah, takdir,” ucap Gus Miftah di hadapan para jamaah.
Sikap tersebut mengundang amarah publik. Sang penjual yang tampak terdiam dengan ekspresi sedih di tengah kerumunan semakin membuat warganet merasa iba.
Apalagi, video itu juga memperlihatkan Gus Miftah dan beberapa tokoh lain di atas panggung, termasuk Usman Ali dan Habib Zaidan, tertawa usai pernyataan tersebut terlontar.
Banyak pihak menilai tindakan mempermalukan seseorang di depan umum tidak pantas dilakukan, terutama oleh seorang pendakwah yang juga menjabat sebagai utusan khusus Presiden.
Merespons kecaman publik, Gus Miftah menyampaikan permintaan maaf melalui sebuah video klarifikasi yang diunggah di YouTube pada Rabu (4/12/2024). Dengan nada penuh penyesalan, ia mengakui kesalahan dan menyebut bahwa ucapannya yang viral tersebut awalnya hanya dimaksudkan sebagai candaan.
“Dengan kerendahan hati, saya minta maaf atas kekhilafan saya,” ujar Gus Miftah.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa candaan tersebut memang tidak pada tempatnya. Ia berjanji akan menemui dan meminta maaf langsung kepada penjual es teh tersebut.
“Saya memang sering bercanda dengan siapapun, maka untuk itu atas candaan kepada yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung, dan mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” kata Gus Miftah.
Selain itu, ia juga meminta maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu atas pernyataan tersebut.
“Kemudian yang kedua, saya juga minta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat mungkin berlebihan, untuk itu saya minta maaf,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengaku bahwa kejadian ini menjadi pembelajaran penting baginya untuk lebih berhati-hati dalam berbicara di depan umum.
“Ini juga merupakan introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat,” imbuhnya.
Sebagai seorang tokoh publik sekaligus Utusan Khusus Presiden, Gus Miftah juga mengakui telah mendapatkan teguran langsung dari Seskab Mayor Teddy Indra Wijaya.
Mayor Teddy diketahui tengah berada di Kupang mendampingi Presiden Prabowo Subianto menghadiri Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah ketika kejadian ini mencuat.
“Saya juga sudah ditegur oleh bapak Seskab (Mayor Teddy) yang berada di Kupang, untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum. Terima kasih,” ujar Gus Miftah menutup pernyataannya.
Reaksi masyarakat terhadap video tersebut sangat keras. Banyak warganet menyuarakan kekecewaan terhadap sikap Gus Miftah, yang dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai keagamaan maupun kemanusiaan.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi para tokoh publik, terutama yang memiliki pengaruh besar, untuk lebih berhati-hati dalam bersikap dan berbicara. Apa yang dianggap sepele atau candaan dapat memberikan dampak besar, terutama jika melibatkan martabat orang lain.
Sebagai pendakwah dan tokoh agama, Gus Miftah diharapkan dapat menunjukkan sikap yang lebih bijak ke depannya. Permintaan maaf yang ia sampaikan tentu menjadi langkah awal untuk memperbaiki diri dan hubungan dengan masyarakat.
Melalui kejadian ini, publik berharap Gus Miftah dan para pemimpin lainnya dapat lebih sensitif terhadap kondisi masyarakat kecil, serta tidak mengulang tindakan serupa yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. (Sumber: TVonenews, Editor: KBO-Babel)