Motif Cinta Tak Berbalas: IS dan Tiga Teman Bunuh dan Rudapaksa Siswi SMP di Kuburan Cina Palembang

Foto: Inilah tampang bocah ingusan pelaku pembunuhan ayu andriani (instagram @sumsel.keras)

Kasus Pembunuhan Tragis di Kuburan Cina Palembang: Cinta Ditolak Jadi Motif IS Bunuh dan Rudapaksa AA

KBO-BABEL.COM (Palembang) – Sebuah kasus pembunuhan menggemparkan masyarakat Palembang, di mana IS (16 tahun), seorang pelajar SMA, membunuh AA (13 tahun), seorang siswi SMP. Jasad AA ditemukan di kawasan Kuburan Cina, Palembang. Motif dari tindakan keji ini ternyata adalah cinta yang ditolak, meskipun IS dan AA baru mengenal selama dua minggu. Kamis (5/9/2024)

IS, yang berstatus sebagai pelajar SMA di Palembang, bersama tiga temannya berinisial MZ (13), NS (12), dan AS (12), yang merupakan pelajar SMP, terlibat dalam pembunuhan ini. IS menjadi otak dari peristiwa tersebut karena cintanya ditolak oleh korban.

Bacaan Lainnya

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono, menjelaskan, “Perbuatan itu dilatari oleh perasaan cinta pelaku yang tidak tersampaikan. Tapi tindakan tersebut sangat fatal yang akhirnya berdampak ke korban hingga meninggal dunia,” ujar Kombes Harryo Sugihartono saat menggelar rilis perkara di Polrestabes Palembang, Kamis (5/9/2024).

Setelah membunuh AA, IS dan ketiga temannya juga melakukan perbuatan rudapaksa secara bergantian. Aksi tersebut dilakukan di dua tempat, yaitu di samping Krematorium Sampurna dan di lokasi di mana korban akhirnya ditemukan oleh warga.

“Aksi rudapaksa tersebut dilakukan bergantian sebanyak dua kali, pertama di samping Krematorium Sampurna kemudian di tempat korban ditemukan oleh warga,” ungkap Kombes Harryo Sugihartono.

Temuan Forensik dan Penyelidikan

Selama penyelidikan, polisi menemukan video-video dewasa di handphone IS.

Kombes Harryo Sugihartono mengungkapkan, “Di handphone IS yang kami sita ada dokumentasi video-video dewasa. Itu sebagai bentuk tersangka mengeksplorasi nafsu.”

Pemeriksaan psikologis menunjukkan bahwa IS terinspirasi untuk melakukan tindakan ini setelah menonton video dewasa.

“Salah satu penyebab utama secara psikologi, motif peristiwa tindak pidana ini adalah yang bersangkutan mengobral nafsu birahi dengan mengumpulkan film-film biru,” katanya.

Fakta mengejutkan lainnya adalah IS sempat mendatangi rumah korban pada malam hari setelah pembunuhan untuk ikut yasinan, seolah-olah tidak terlibat dalam kejadian tersebut.

“Benar usai peristiwa pembunuhan tersebut, tanpa dosa salah pelaku ini IS datang ikut yasinan di malam pertama,” ungkap Kombes Harryo Sugihartono.

Setelah pembunuhan dan rudapaksa, IS juga bercerita kepada teman-temannya di pagelaran kuda lumping tentang perbuatannya.

“Jadi setelah korban meninggal dunia, pelaku ini kembali ke kuda lumping dan bercerita dirinya sudah melakukan hubungan suami istri dengan korban,” kata Harryo.

Penanganan Hukum dan Ancaman Hukuman

Keempat pelaku menghadapi pasal-pasal berat. Kombes Harryo menjelaskan, “Keempat pelaku ini tidak mengetahui bahwa korban sudah meninggal dunia ini gara-gara dibekap. Mulai dari tempat pertama dan kedua, korban meninggal dunia, namun pelaku IS dan tiga temannya itu masih saja melakukan perbuatan itu.”

Mereka dikenakan pasal 76 C junto pasal 80 ayat 3, pasal 76 D junto Pasal 81, serta Pasal 76 E junto Pasal 82 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara atau denda senilai Rp3 Miliar.

Reaksi Keluarga dan Masyarakat

Penemuan jasad AA, yang berjarak sekitar 600 meter dari rumahnya, menghebohkan warga sekitar. Ibu korban, Winarti (39), mengungkapkan bahwa ia mendapat kabar kematian anaknya dari keponakan dan langsung menuju lokasi kejadian.

“Sekitar pukul 17.00 pak, tadi keponakan saya Petik mampir kerumah mengatakan bahwa AA di temukan sudah meninggal di kuburan Cina,” ungkap Winarti dengan mata memerah.

Winarti juga menyatakan rasa terkejutnya karena anaknya pergi tanpa pamit.

“Tadi siang sekitar pukul 12.00, sempat bertemu pak. Saat saya pulang usai bekerja, namun saat itu kami tidak sempat berbicara dan anak saya pun pergi tidak pamit,” tambah Winarti.

Ia juga menegaskan bahwa AA tidak memiliki masalah dan hanya sempat bilang hendak bermain ke rumah teman, namun identitas teman tersebut tidak diketahui.

“Tetapi saya tidak tahu pak temannya siapa. Anak saya juga tidak memiliki HP,” ungkapnya.

Hasil Pemeriksaan Forensik

Tim forensik RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang melakukan pemeriksaan terhadap jenazah AA dan menemukan luka jerat di leher serta luka lebam di tubuh korban.

Dokter forensik, dr. Indra Nasution, menjelaskan, “Di lihat dari kondisinya, kuat mengarah korban meninggal dunia akibat kekurangan oksigen berat, dan ada jeratan pada bagian leher korban.”

Ia menambahkan bahwa ada tanda kekerasan di tubuh korban, tetapi informasi detail tentang bagian sensitif belum dipublikasikan.

“Yang jelas pada leher korban. Untuk cairan yang keluar dari hidung korban, dan darah itulah tadi tanda seseorang yang kekurangan oksigen berat,” kata dr. Indra. Ia juga menjelaskan bahwa korban diduga tidak melakukan perlawanan dan meninggal dunia sekitar 6 jam sebelum pemeriksaan dilakukan. (Sumber: Tribun Sumsel, Editor: KBO-Babel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *