Kasus Korupsi Dana KUR: Nasabah Berbondong-bondong Tinggalkan Bank Sumsel Babel
KBO-BABEL.COM (Pangkalpinang) – Bank Sumsel Babel (BSB) cabang Kota Pangkalpinang saat ini tengah menghadapi krisis kepercayaan yang parah. Para nasabah berbondong-bondong memindahkan dana mereka ke bank lain setelah mencuatnya kasus dugaan penyelewengan Dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh oknum karyawan bank tersebut. Rabu (24/7/2024)
Ridho, seorang nasabah asal Kota Pangkalpinang, mengungkapkan ketakutannya menyimpan uang di BSB sejak kasus dugaan tindak pidana korupsi KUR mencuat.
“Tentu saja takut menyimpan uangnya di sana, karena tidak tertutup kemungkinan dana saya yang disimpan akan hilang, jadi kita tarik sajalah, Pindah bank kita. Sudahlah susah kalau ada problem, eh nanti malah duit kita dipakai,” ujarnya.
Perasaan serupa diungkapkan oleh AM, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Babel. Ia merasa kesal dengan perpindahan dana gaji mereka dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) ke BSB.
“Giliran di Bank Sumsel Babel, saroh naudzubillah misal ade masalah (giliran di Bank Sumsel Babel, susah naudzubillah jika ada masalah),” keluhnya, mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya.
Segudang Masalah di Bank Sumsel Babel
Bank Sumsel Babel telah lama diterpa berbagai masalah. Keluhan terkait pelayanan digital yang tak kunjung membaik, pelayanan offline yang kurang memuaskan, hingga masalah dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang kini tengah diproses hukum di Bareskrim Polri. Terakhir, kasus dugaan penyelewengan dana KUR semakin memperburuk citra bank ini.
Kasus dugaan penyelewengan dana KUR menguak setelah Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung (Kejati Babel) melakukan pemeriksaan terhadap Pimpinan Cabang Benny Maryanto dan jajarannya.
Enam tersangka kini telah ditahan di dua lembaga pemasyarakatan (Lapas) berbeda, yaitu Lapas Kelas IIA Pangkalpinang dan Lapas Kelas IIB Bukit Semut di Sungailiat, Bangka.
“Iya benar, ada enam tersangka terkait dugaan Tipikor KUR Bank Sumsel Babel yang sudah ditahan saat ini” kata Asintel Kejati Babel, Fadil Regan.
Informasi ini juga diperkuat oleh Basuki Rahardjo, Kasipenkum Kejati Babel, yang menyatakan bahwa keenam tersangka telah dibawa ke Lapas Kelas IIA Pangkalpinang dan Lapas Bukit Semut Kabupaten Bangka.
Rangkaian Penyidikan dan Penahanan
Setelah pemeriksaan intensif selama 12 jam pada Kamis, 15 Juli 2024, keenam tersangka dari Bank Sumsel Babel ditahan. Mereka adalah Rf, Pimpinan Cabang Bank Sumsel Babel Pangkalpinang periode 2020-2022; Tf, Pimpinan Cabang Bank Sumsel Babel periode 2022-2023; serta Wakil Pimpinan Cabang Bank Sumsel Babel. Dari pihak perusahaan, Komisaris PT Hutan Karet Lada (HKL), Zn; dan pengurus HKL, Sn dan Ri, juga ikut ditahan.
Penahanan ini merupakan hasil penyelidikan atas dugaan tindak pidana korupsi pemberian KUR Bank Sumsel Babel. Berdasarkan surat perintah penyidikan Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Bangka Belitung nomor: PRINT – 631/L.9.1/Fd.2/06/2024 tanggal 27 Juni 2024, kasus ini terkait pembiayaan KUR sebesar Rp20.209.000.000 kepada 147 debitur melalui PT HKL pada tahun 2022-2023. Audit internal mengungkapkan kelemahan signifikan dalam proses pemberian KUR khusus yang melibatkan PT HKL, dengan total pinjaman sebesar Rp20.209.000.000 dari 417 debitur yang terafiliasi.
Bank Sumsel Babel Menanggapi
Menanggapi krisis ini, Bank Sumsel Babel menyatakan dukungannya terhadap proses hukum yang berjalan. Bank ini berkomitmen untuk mengikuti seluruh prosedur hukum dan menjunjung tinggi prinsip Good Corporate Governance.
“Bank Sumsel Babel sebagai Bank milik Pemerintah Daerah se Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung tetap terus akan mendukung penuh pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung,” ucap Divisi Sekretaris Perusahaan, Ahmad Azhari.
Namun, kepercayaan nasabah yang telah terguncang tidak mudah dipulihkan. Perlu upaya keras dan transparansi untuk memperbaiki citra bank serta memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Kasus ini tidak hanya mengancam reputasi Bank Sumsel Babel, tetapi juga mempengaruhi stabilitas ekonomi lokal. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya integritas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan publik, serta perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap lembaga keuangan.
Bank Sumsel Babel kini berada di persimpangan jalan. Bagaimana mereka menangani krisis ini akan menjadi penentu masa depan mereka dan kepercayaan publik terhadap institusi keuangan di wilayah tersebut. (Sumber: Linesnews, Editor: KBO-Babel)