Pesawat Lion Air JT143 dari Belitung Dialihkan ke Palembang Akibat Cuaca Ekstrem di Pangkalpinang
KBO-BABEL.COM (Pangkalpinang) – Pesawat Lion Air JT143 yang terbang dari bandara H.A.S Hanandjoeddin Tanjungpandan, Belitung, gagal mendarat di Bandara Depati Amir Pangkalpinang pada hari Rabu (17/7/2024). Akibat cuaca buruk yang melanda wilayah Pangkalpinang, pesawat tersebut dialihkan untuk mendarat di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Rabu (17/7/2024).
Awalnya, pesawat Lion Air JT143 dijadwalkan berangkat dari bandara H.A.S Hanandjoeddin Tanjungpandan, Belitung pada pukul 10.30 WIB dan diperkirakan mendarat di Bandara Depati Amir Pangkalpinang pada pukul 11.15 WIB.
Namun, kondisi kabut tebal dan angin kencang yang mengganggu visibilitas di sekitar Bandara Depati Amir membuat pendaratan menjadi tidak memungkinkan.
Setelah mengalami penundaan dan beberapa kali mencoba untuk mendarat di Pangkalpinang, pilot akhirnya memutuskan untuk mengalihkan pendaratan ke bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Pesawat berhasil mendarat dengan selamat di Palembang pada pukul 12.00 WIB.
Adi, salah satu penumpang pesawat Lion Air JT143, mengungkapkan bahwa keputusan tersebut diambil demi keselamatan seluruh penumpang dan kru pesawat.
“Iya, ini kita mendarat di bandara Palembang karena tidak bisa mendarat di Bangka akibat kabut dan angin kencang,” ungkap Adi.
Ia juga menambahkan bahwa mereka masih berada di dalam pesawat dan menunggu informasi lebih lanjut dari pihak maskapai.
Sementara itu, pantauan media di Bandara Depati Amir Pangkalpinang pada pukul 12.18 WIB menunjukkan bahwa pesawat Lion Air JT143 belum terlihat mendarat di bandara tersebut. Para penumpang yang menunggu kedatangan pesawat di Bandara Depati Amir pun tampak cemas dan bertanya-tanya tentang situasi terkini.
Pihak Lion Air belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini, namun diharapkan mereka segera memberikan penjelasan dan solusi bagi para penumpang yang terdampak.
Cuaca buruk yang terjadi di wilayah Pangkalpinang hari ini memang cukup ekstrem, dengan kabut tebal yang mengurangi jarak pandang dan angin kencang yang mempengaruhi stabilitas pesawat saat melakukan pendaratan.
Insiden ini mengingatkan kembali pentingnya keselamatan penerbangan dan keputusan tepat yang diambil oleh pilot dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Keselamatan penumpang dan kru pesawat selalu menjadi prioritas utama dalam setiap penerbangan, dan tindakan preventif seperti pengalihan pendaratan ke bandara alternatif adalah langkah yang bijak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, penumpang diharapkan untuk selalu mengikuti informasi dan arahan dari pihak maskapai serta tetap tenang dalam menghadapi situasi darurat.
Keputusan untuk mendarat di bandara alternatif adalah demi keselamatan bersama dan merupakan tindakan terbaik yang dapat diambil dalam kondisi tersebut. (Sumber: Bangka Pos, Editor: KBO-Babel)