Debat Etika Politik: Perspektif Djarot Saiful Hidayat dan Respons PSI dalam Konteks Dinasti Politik
KBO-BABEL.COM (Jakarta) – Pernyataan kontroversial Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, mengenai keterlibatan keluarga dekat pemimpin negara dalam politik kembali memicu perdebatan tentang dinasti politik di Indonesia. Dalam pernyataannya, Djarot menyebut bahwa era saat ini menandai meningkatnya partisipasi anak-anak, menantu, dan anggota keluarga terdekat dalam dunia politik, mengacu pada contoh seperti pengusungan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, sebagai calon gubernur Sumatera Utara. Jumat (12/7/2024).
“Sejak masa Pak Jokowi inilah ya, anak-anak dan menantu sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik,” ujar Djarot di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/7).
Pernyataan ini mendapat respons tajam dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ketua DPP PSI, Ariyo Bimmo, menegaskan bahwa dalam sistem demokrasi, isu dinasti politik tidak relevan karena keputusan akhir tetap ada di tangan rakyat melalui mekanisme pemilihan langsung.
“Dalam sistem demokrasi isu dinasti tidak relevan karena rakyat yang memilih langsung,” kata Ariyo kepada wartawan, Kamis (11/7).
Ariyo juga menambahkan bahwa masyarakat tidak boleh diremehkan dalam kemampuannya untuk memilih pemimpin yang diinginkan melalui kotak suara.
“Mari kita tidak remehkan kecerdasan rakyat dalam memilih pemimpin yang mereka inginkan. Biarkan rakyat menentukan di kotak suara,” ujarnya.
PSI juga menyoroti pentingnya fokus pada persiapan internal partai dan komunikasi politik antarpartai sebagai bagian dari strategi menghadapi dinamika politik yang semakin kompleks.
“Sebagai parpol, sebaiknya fokus dengan persiapan internal dan komunikasi politik yang efektif antarparpol,” tambahnya.
Namun demikian, Djarot juga menekankan aspek etika dan moral dalam politik, meskipun secara prosedural, keterlibatan keluarga dekat dalam politik adalah hal yang sah.
“Di dalam demokrasi prosedural, oke boleh. Tapi di dalam demokrasi, di dalam politik itu ada etika, ada moral,” paparnya.
Kontroversi yang timbul dari pernyataan Djarot Saiful Hidayat tentang dinasti politik menunjukkan bahwa tantangan untuk membangun sistem politik yang demokratis dan inklusif tetap relevan.
Respons tegas dari PSI menegaskan pentingnya menjaga keadilan dalam proses politik dan memastikan bahwa keputusan politik benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat. (Sumber: Detik, Editor: KBO-Babel)