Mata Air Warga Desa Beluluk Bangka Tengah Tercemar BBM, Warga Keluhkan Kualitas Air yang Memburuk

Foto: Ilustrasi Aliran Air

Tercemarnya Mata Air Desa Beluluk, Bangka Tengah: Warga Keluhkan Kualitas Air yang Memburuk

KBO-BABEL.COM (Bangka Tengah) – Warga di Desa Beluluk, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mengalami masalah serius terkait tercemarnya mata air mereka dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Keluhan ini telah berlangsung lebih dari satu tahun terakhir, sehingga masyarakat membatasi penggunaan air untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan konsumsi langsung. Rabu (10/7/2024).

Baharudin, salah seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa mata air yang dikeluarkan dari sumur-sumur mereka telah tercemar sejak awal tahun 2023.

Bacaan Lainnya

“Bisa dicium aroma bau air yang kami bawa langsung dari mata air sumur warga, sudah bau menyengat dan lama-lama nanti akan berubah menjadi kuning,” kata Baharudin pada Rabu (10/07/2024).

Dia juga menjelaskan bahwa meskipun air tampak jernih, tetapi bau dan kontaminasinya membuatnya tidak layak untuk dikonsumsi.

Masalah ini sebenarnya sudah pernah terjadi sejak tahun 2015 lalu, tetapi meskipun telah ada solusi dari pihak SPBU, masalah tersebut kembali muncul pada awal 2023.

“Dulu pernah terjadi seperti ini kita dikasih bantuan mata air, tapi awal tahun 2023 lalu semua mata air kami tercemar lagi dan tidak bisa digunakan sama sekali. Hanya bisa untuk mandi, cuci pakaian, piring. Itu pun baunya menyengat sekali,” tambah Baharudin.

Kondisi ini membuat warga harus mengandalkan air kemasan untuk kebutuhan sehari-hari, terutama selama musim kemarau. Heru, Ketua RT 04 Dusun Sit Sampun, menyebutkan bahwa pihaknya telah mengkoordinasikan permasalahan ini dengan pihak desa dan SPBU setempat.

“Sudah saya sampaikan ke Kades dan pihak SPBU, nanti Kamis ini kami akan menggelar pertemuan di Balai Desa terkait persoalan yang terjadi di warga saya,” ujarnya.

Pemeriksaan langsung telah dilakukan oleh dinas terkait dari Provinsi untuk mengevaluasi dan mencari solusi atas masalah ini. Meskipun demikian, hasil dari investigasi ini belum diketahui secara pasti.

Warga seperti Baharudin merasa cemas dengan kondisi ini karena air yang tercemar bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan jika digunakan secara langsung.

“Beli air galon kami untuk dikonsumsi, kalau mau menggunakan air yang keluar dari mata air yang tercemar bisa bahaya dan baunya saja sudah nyengat, jadi kami tidak berani mengkonsumsi,” ungkapnya.

Kesulitan ini juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka secara signifikan, terutama dalam hal ekonomi karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air bersih.

Dengan demikian, masalah tercemarnya mata air di Desa Beluluk tidak hanya mengganggu kualitas hidup warga secara langsung, tetapi juga menyoroti pentingnya pengelolaan lingkungan dan regulasi yang lebih ketat dalam menghadapi ancaman pencemaran seperti ini. (Sumber: Bangka Pos, Editor: KBO-Babel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *