Kasus Timah Ilegal: Janji Manis Bos Timah Asun, Berniat Tumbalkan Anak Buah Berujung PHP

Foto: Bong Sun Loy alias Asun

Janji Manis Bos Timah Berujung PHP, Salma Pasrah pada Kenyataan Pahit

KBO-BABEL.COM (Bangka Barat) – Salma, seorang wanita paruh baya dari Teluk Limau, Bangka Barat, menghadapi perjuangan panjang sebagai saksi dalam kasus timah ilegal yang melibatkan suaminya, Rufindin alias Sarwa. Dalam perjalanan rutinnya ke Pengadilan Negeri Mentok, Salma mengatasi keterbatasan ekonomi dengan naik sepeda motor, menempuh perjalanan berjam-jam untuk menyaksikan proses hukum yang acap kali molor. Kamis (27/6/2024).

Kisah Salma tak hanya tentang perjuangan fisik melawan jarak dan waktu, tetapi juga tentang pahitnya pengkhianatan yang dialaminya. Suaminya, Sarwa, terlibat sebagai anak buah dalam jaringan timah ilegal yang dipimpin oleh Bong Sun Loy alias Asun, seorang bos besar dalam bisnis ilegal tersebut.

Bacaan Lainnya

Salma menceritakan kepada media bahwa Asun, di tengah proses penyidikan di Polres Bangka Barat, memanfaatkan Sarwa sebagai kambing hitam. Asun menjanjikan Sarwa untuk mengakui perannya sebagai dalang dalam rencana penyelundupan timah ke Malaysia, dengan iming-iming bahwa Asun akan bertanggung jawab atas semua konsekuensi hukum yang akan dihadapi Sarwa.

“Waktu di Polres itu pak Asun bilang ke pak Sarwa kalau itu (penyelundupan, red) ide dia , nanti saya bisa yang tanggung jawab,” ucap Salma saat menceritakan pengalaman pahitnya.

Namun, harapan Salma dan Sarwa segera pupus saat kenyataan memperlihatkan wajahnya yang sebenarnya. Setelah Sarwa ditangkap bersama Asun oleh tim gabungan kepolisian pada Maret 2024 dengan barang bukti berupa 273 kampil timah ilegal yang disembunyikan di rumah Sarwa, janji-janji manis Asun berubah menjadi PHP (Pemberi Harapan Palsu).

“Janjinya pak Asun mau ngurus, mau nanggung uang belanja selama bapak di lapas, ternyata tidak sepeserpun bahkan mau numpang mobilnya kalau sidang saja, istrinya tidak ngasih,” ungkap Salma dengan nada kecewa.

Salma melanjutkan, “Tapi sekarang beda lagi pernyataannya, sampai di lapas dia bilang aku tidak mau, ngapain aku tanggung jawab sama kamu.”

Kasus ini menjadi salah satu cerminan dari kompleksitas dan kekejaman dunia bisnis ilegal di Bangka Barat, di mana para pelaku besar seperti Asun sering kali menggunakan orang-orang seperti Sarwa sebagai alat untuk kepentingan pribadi mereka, tanpa memedulikan nasib dan kehidupan keluarga yang terlibat.

Hingga saat ini, proses hukum terhadap Asun, Sarwa, dan pihak lain yang terlibat masih berlanjut. Kepolisian terus mengumpulkan bukti dan mengusut tuntas jaringan ilegal ini demi menegakkan keadilan bagi masyarakat dan lingkungan. (KBO-Babel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *