144 Jamaah Haji Indonesia Meninggal Dunia: Penyakit Jantung dan Cuaca Panas Jadi Faktor Utama

Foto: Ilustrasi wukuf

Penyakit Komorbid dan Cuaca Ekstrem: Tantangan Kesehatan Jamaah Haji Indonesia di Tanah Suci

KBO-BABEL.COM (Jakarta) – Sebanyak 144 jamaah haji asal Indonesia dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan ibadah di Tanah Suci per Selasa (18/6/2024). Mayoritas kematian terjadi pada jamaah berusia lanjut dan mereka yang memiliki penyakit bawaan. Rabu (19/6/2024)

Penyebab kematian terbesar adalah komorbid jantung kronis dengan 39 kasus. Berikut adalah rincian penyebab kematian lainnya:

Bacaan Lainnya

– 20 orang terkena syok sepsis
– 18 orang mengalami syok kardiogenik
– 15 orang dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS)
– 11 orang mengalami gangguan jantung aritmia
– 6 orang mengalami hypovolemic shock
– 5 orang pneumonia
– 4 orang intracerebral haemorrhage
– 3 orang pulmonary embolism
– 3 orang acute respiratory failure

Data dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia menunjukkan tiga penyakit terbanyak yang dialami jamaah adalah pneumonia, hipertensi, dan diabetes melitus. Secara kumulatif, ada 1.377 pasien yang dirawat jalan, dan 32 di antaranya dirawat inap, dengan kasus terbanyak karena pneumonia.

Data dari Rumah Sakit Arab Saudi juga menunjukkan tiga penyakit utama yang memicu perawatan jamaah haji adalah pneumonia, gangguan jantung iskemik, dan diabetes melitus.

Faktor cuaca panas ekstrem turut menjadi pemicu kematian jamaah haji. Berdasarkan laporan Arab News, sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh pusat penelitian dan inovasi King Faisal Specialist Hospital and Research Center (KFSHRC) menunjukkan bahwa suhu di Makkah mengalami peningkatan, terutama selama musim haji.

Studi yang dipublikasikan pada awal tahun ini dalam Journal of Travel Medicine bertujuan untuk menemukan hubungan antara peningkatan suhu lingkungan selama pelaksanaan haji dan tingkat infeksi serta risiko kesehatan terkait.

Studi tersebut menemukan bahwa suhu di Makkah meningkat sebesar 0,4 derajat Celsius per 10 tahun. Meskipun demikian, kasus heatstroke menurun sebesar 74,6 persen dan angka kematian turun sebesar 47,6 persen.

Menurut laporan Saudi Press Agency, KFSHRC menyarankan sejumlah langkah untuk mengurangi risiko kesehatan akibat panas bagi jamaah haji.

Langkah-langkah tersebut termasuk penggunaan kipas angin dan kolom kabut air di ruangan terbuka, pembagian air dan payung, serta peningkatan jumlah transportasi dengan AC.

Berdasarkan hasil studi tersebut, peningkatan suhu selama musim haji kemungkinan besar menjadi salah satu penyebab meninggalnya puluhan jamaah haji asal Indonesia. Hal ini sejalan dengan laporan bahwa faktor cuaca panas ekstrem di Makkah menjadi pemicu tambahan bagi kondisi kesehatan jamaah yang sudah rentan.

Demi mengantisipasi kejadian serupa di masa depan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan berencana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan fasilitas penunjang bagi jamaah haji.

Selain itu, upaya edukasi kesehatan sebelum keberangkatan akan ditingkatkan guna memastikan jamaah lebih siap menghadapi kondisi cuaca ekstrem di Arab Saudi.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan angka kematian jamaah haji Indonesia dapat berkurang secara signifikan di masa mendatang, meskipun menghadapi tantangan cuaca yang semakin ekstrem. (KBO-Babel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *