Ustaz KH Imam Turmudi Ingatkan Masyarakat Untuk Berhaji

Foto: Ustaz Kiai Haji Imam Turmudi A.R. S.ag

Oleh: M Ilham Al Ihsani

KBO-BABEL.COM – Pada Idul Adha Senin (17/6), Ustaz Kiai Haji Imam Turmudi A.R. S.ag kembali mengingatkan jemaatnya untuk melaksanakan ibadah haji. Kultum yang Ia sampaikan di hamparan Jalan Kav. Dukuh 2, kerap dihadiri oleh masyarakat setempat pada pukul 07.00 WIB setelah pelaksanaan sholat Idul Adha.

Bacaan Lainnya

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar! Laa illaaha illallah huwallaa huakbar. Allahu akbar walilla hilhamd!

Seruan – seruan yang melambangkan ketakwaan ini turut memeriahkan acara pelaksanaan sholat hingga usai penyembelihan hewan kurban yang dilakukan masyarakat setempat.

Pada kesempatan itu, Ustadz Turmudi hadir mengiringi antusiasme masyarakat dengan ceramahnya yang bertemakan ibadah haji dan sejarahnya. Ia kembali menegaskan kepada umat muslim untuk selalu menjaga ketakwaan dan mengingat perintah juga larangan Allah.

Ustadz Turmudi menjelaskan bahwa di hari kemenangan ini, umat muslim kembali berkumpul di padang Arafah untuk menunaikan panggilan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam kesempatan itu, Maha Besar Allah tidak memandang siapa yang lebih kaya atapun yang lebih miskin, karena mereka semua sama. Tetapi, seseorang akan dinilai dari tingkat keimanan dan ketakwaan mereka kepada Allah.

Dalam ceramahnya, Ustadz Turmudi mengatakan bahwa ibadah haji merupakan rukun iman yang paling berat, lantaran manusia dituntut tidak hanya memiliki bekal ketakwaan, namun juga harus memiliki fisik dan batin yang kuat.

“(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baituallah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka seseungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam”

Qs. Ali Imran: 97

Menjelang akhir kultumnya, Ustadz Turmudi juga memberikan gambaran awal terjadinya perintah Allah untuk melaksanakan rukun iman ke-lima ini, yaitu sejarah tentang Nabi Ibrahim a.s. yang diharuskan untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s. sebagai bentuk ketakwaan.

Cerita ini diharapkan bisa menginspirasi para jemaat untuk melakukan kurban sebagaimana Nabi Ibrahim a.s. yang sudah menyempurnakan kepercayaan umatnya dengan segala perjuangan dan kegigihannya dalam menegakan agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala. (Publisher: KBO-Babel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *