Bangka Selatan Dihadapkan pada Lonjakan Kejahatan: Dampak Ambruknya Pertambangan dan Industri Pengolahan Timah
KBO-BABEL.COM (Bangka Belitung) – Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (BABEL) mengalami goncangan serius pada triwulan pertama tahun 2024 dengan kontraksi mencapai 7,24 persen. Angka ini menandakan penurunan yang signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang masih mencatat pertumbuhan sebesar 4,40 persen. Babel bahkan menempati posisi terendah dalam pertumbuhan ekonomi di seluruh Sumatera. Selasa (4/6/2024)
Tiga sektor utama yang menjadi tulang punggung perekonomian Bangka Belitung mengalami kelesuan yang mengkhawatirkan. Pertambangan dan penggalian, industri pengolahan logam timah, serta sektor konstruksi menjadi penyebab utama dari perlambatan ekonomi ini.
Angka kontraksi mencapai minus 20,2 persen untuk pertambangan dan penggalian, minus 13,20 persen untuk industri pengolahan, dan minus 12,63 persen untuk sektor konstruksi.
Ekspor timah, yang menyumbang sekitar 55 persen dari total ekspor Bangka Belitung, juga mengalami penurunan drastis. Hal ini berdampak langsung pada pendapatan negara, khususnya melalui Iuran Produksi/Royalti Pertambangan timah, yang mengalami penurunan lebih dari 50 persen.
Ambruknya sektor-sektor vital ini dikaitkan dengan pengungkapan kasus mega korupsi dalam industri timah oleh Kejaksaan Agung sejak akhir tahun 2023. Konsekuensinya, dampak ekonomi yang terjadi tidak hanya bersifat lokal, namun juga mengindikasikan pertumbuhan kesenjangan sosial yang semakin membesar di masyarakat Bangka Belitung.
Situasi perekonomian yang merosot telah menciptakan tekanan besar pada kelompok rentan di masyarakat. Kondisi ini diperparah dengan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan. Akibatnya, beberapa individu cenderung memilih jalan pintas dengan melakukan kejahatan.
Kapolres Bangka Selatan, AKBP Trihanto Nugroho, mengungkapkan bahwa tren kejahatan, khususnya pencurian, telah meningkat secara signifikan.
“Tidak hanya terjadi di wilayah kita tapi secara global di Provinsi Bangka Belitung. Saya tanya Polres- Polres semuanya meningkat tindak kejahatan pencurian,” ujar AKBP Trihanto Nugroho melalui Kabag Ops, Kompol Jhon Piter Tampubolon.
Jumlah kasus pencurian di wilayah Bangka Selatan selama periode Januari hingga Mei 2024 mencapai 26 kasus, dengan pencurian dengan pemberatan (Curat) mendominasi sebanyak 10 kasus, disusul dengan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) sebanyak tujuh kasus, dan kasus pencurian dengan kekerasan (Curas) sebanyak lima kasus.
Dalam menghadapi situasi yang semakin mengkhawatirkan ini, Polres Bangka Selatan telah meningkatkan upaya patroli untuk meminimalisir tren kenaikan kasus kejahatan. Kapolres Bangka Selatan, AKBP Trihanto Nugroho, menekankan pentingnya kerjasama antara TNI, Polri, dan Satpol-PP dalam upaya ini.
“Pihaknya menggencarkan patroli tiga pilar melibatkan TNI, Polri dan Satpol-PP secara rutin. Polsek jajaran wilayahnya masing-masing juga diperintahkan menerapkan hal serupa dengan memberdayakan Bhabinkamtibmas,” ungkap Kompol Jhon Piter Tampubolon.
Tingginya korelasi antara kondisi perekonomian dan kriminalitas membuat upaya pencegahan ini menjadi prioritas utama. Selain meminimalisir tren kenaikan kasus kejahatan, upaya ini juga bertujuan untuk mengawasi perkembangan situasi masyarakat menjelang Pilkada, sebagai bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas politik di daerah tersebut.
Kondisi ini menuntut kerjasama dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah, kepolisian, maupun masyarakat itu sendiri, untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan stabil, serta merumuskan solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda. (KBO-Babel/tim)