Densus 88 Menguntit Jaksa Agung Muda: Intrik di Balik Kasus Tambang Timah dan Misteri Jenderal B
KBO-BABEL.COM (Jakarta) – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di tengah-tengah pusaran kasus timah yang tengah menggemparkan. Insiden tersebut terjadi di salah satu restoran di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, ketika seorang anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri diduga menguntit seorang pejabat penting, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah. Identitas anggota Densus tersebut disebut-sebut dengan inisial IM, yang dikabarkan menyamar sebagai karyawan perusahaan BUMN dengan inisial HRM. Sabtu (25/5/2024)
Kehadiran IM, seorang Bripda, yang diduga tengah menjalankan misi “Sikat Jampidsus” bersama lima rekannya, dipimpin oleh seorang perwira menengah Kepolisian, menjadi sorotan dan menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat. Meskipun kelompok tersebut bergerak bersama, hanya IM yang berhasil diamankan oleh pengawal Jampidsus saat itu, menyisakan banyak tanda tanya.
Namun, kejadian ini bukanlah semata-mata insiden biasa. Kabar tersebut kemudian dikaitkan dengan eksistensi seorang jenderal purnawirawan berinisial B dalam pusaran kasus mega korupsi tambang timah yang sedang marak diperbincangkan.
Jenderal tersebut diduga memiliki peran sebagai pelindung para pelaku kejahatan tersebut, dengan modus operandi yang melibatkan mantan anak buahnya dalam praktik hitam pertambangan timah.
Iskandar Sitorus dari Indonesia Audit Watch (IAW) memperkuat dugaan ini dengan menyebut adanya sosok oknum bintang empat, seorang pensiunan berseragam dengan inisial B yang merupakan otak di balik praktik hitam pertambangan timah.
Namun, Sitorus tidak memberikan detail lebih lanjut tentang sosok ini, hanya menyebut bahwa B merupakan seorang laki-laki yang mengorganisir pembelian smelter.
Misteri di seputar identitas dan peran jenderal purnawirawan berinisial B menjadi fokus utama dalam pemberitaan terkait kasus ini. Meskipun begitu, pihak Kejaksaan Agung terkesan enggan memberikan banyak komentar terkait peristiwa yang menimpa Jampidsus Febrie Adriansyah.
Ketut Sumedana, Kapuspenkum Kejaksaan Agung, menyatakan bahwa pihaknya belum memperoleh informasi yang jelas terkait insiden tersebut. Meski demikian, ia menegaskan bahwa kondisi Febrie Adriansyah dalam keadaan baik.
Pernyataan Ketut Sumedana tersebut menunjukkan bahwa pihak kejaksaan sedang meningkatkan pengamanan terkait penanganan perkara besar, seperti kasus mega korupsi tambang timah yang tengah menjadi sorotan. Namun, masih terdapat misteri mengenai sosok jenderal purnawirawan berinisial B yang diduga menjadi otak di balik praktik hitam tersebut.
Pengamanan Diperketat di Kompleks Kejaksaan Agung Pasca Insiden Drone
Selasa (21/5/2024) menjadi hari yang menegangkan di sekitar kompleks Kejaksaan Agung. Awalnya, suasana masih hangat dan santai ketika para pejabat Pidsus Kejaksaan Agung menjawab pertanyaan awak media. Namun, menjelang Magrib, suasana berubah menjadi mencekam ketika petugas pengamanan melaporkan adanya drone yang melintas di depan Gedung Kartika.
Pengamanan segera diperketat dengan tim penembak drone disiagakan, dan petugas pengamanan mengenakan rompi hitam serta mobil polisi militer (PM) terparkir di depan gerbang sisi dalam. Tidak hanya itu, tambahan personel dari berbagai kesatuan militer, termasuk Marinir Angkatan Laut, juga dikerahkan untuk memperkuat pengamanan.
Ketegangan mencapai puncaknya ketika empat mobil hitam diduga Brimob melintas di depan gerbang Kejaksaan Agung pada pukul 22.40 WIB, mirip dengan kejadian pada malam sebelumnya. Dua Mobil PM yang semula parkir di sisi dalam gerbang segera maju ke sisi luar gerbang, sementara tambahan pengamanan dari berbagai unsur, termasuk Polsek Kebayoran Baru, juga dikerahkan.
Para saksi mata menyebutkan bahwa rombongan mobil pengurai massa (Raisa) Brimob lengkap dengan motor trailnya sempat berhenti di depan gerbang Kejaksaan Agung. Video rekaman peristiwa tersebut menjadi bukti nyata ketegangan yang dirasakan di sekitar kompleks tersebut.
Meskipun demikian, pihak keamanan berusaha untuk menjaga situasi tetap terkendali dengan memperkuat pengamanan dan menyebar puluhan anggota tak berseragam di sekitar Jalan Bulungan. Namun, ketegangan masih terasa di udara, dengan kekhawatiran akan kemungkinan serangan atau gangguan keamanan lainnya.
Kepala Pidsus Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah, dalam sebuah pernyataan kepada media, menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengamankan kompleks tersebut dan mengidentifikasi ancaman potensial. Dia juga menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada di tengah situasi yang menegangkan ini. (KBO-babel/tim)