Peserta Lomba Bertutur Berkurang, Ternyata Ini Alasannya
KBO-BABEL.COM (Manggar) – Dalam pelaksanaan Lomba Bertutur Tingkat Kabupaten Belitung Timur tahun 2024, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Belitung Timur menemui tantangan dengan penurunan jumlah peserta. Meskipun diikuti oleh 40 siswa dari SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kabupaten Beltim, jumlah ini menunjukkan penurunan signifikan dari tahun sebelumnya. Kamis (16/5/2024)
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Beltim, Mudiarsono, menyatakan bahwa pada tahun sebelumnya, jumlah peserta mencapai lebih dari 50 orang.
Penyebab utama dari penurunan jumlah peserta adalah berbagai faktor, di antaranya adalah penumpukan acara dengan Lomba Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) serta pembatasan kelas peserta.
Pada tahun ini, panitia memutuskan untuk membatasi peserta Lomba Bertutur hanya sampai dengan kelas 4 SD/MI. Hal ini dilakukan sesuai dengan aturan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di mana pemenang atau juara I akan mewakili Kabupaten Beltim untuk mengikuti lomba yang sama di tingkat Provinsi.
Selain pembatasan kelas peserta, terbatasnya anggaran juga menjadi kendala lain dalam penyelenggaraan lomba. Tahun lalu, selain Lomba Bertutur, DPK juga menggelar Lomba Menulis Cerita.
Namun, tahun ini Lomba Menulis Cerita tidak terlaksana karena keterbatasan anggaran. Hal ini menjadi ironis mengingat di tingkat Provinsi, Kantor Bahasa juga menggelar Lomba Penulisan Cerita.
Wakil Bupati Beltim, Khairil Anwar, menyoroti penurunan animo anak-anak sekolah untuk bercerita atau bertutur. Menurutnya, faktor digitalisasi dan kurangnya kepedulian orang tua dalam mengajarkan anak-anaknya membuat minat anak-anak terhadap kegiatan bertutur semakin berkurang.
Meskipun kegiatan bertutur sangat penting untuk mengembangkan potensi anak terutama dalam literasi dan komunikasi, namun kurangnya dukungan dari lingkungan membuat minat ini merosot.
Khairil Anwar mengajukan solusi untuk mengatasi penurunan minat ini. Salah satunya adalah dengan memperluas pelaksanaan Lomba Bertutur, tidak hanya di tingkat Kabupaten, tetapi juga mulai dilaksanakan di tingkat Kecamatan. Ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi anak-anak dan mengembangkan minat mereka terhadap kegiatan bertutur.
Selain itu, Khairil juga mengusulkan agar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menggelar berbagai lomba lainnya, seperti Lomba Ngelasak dan Begalor. Dengan demikian, tidak hanya Lomba Bertutur yang menjadi sorotan, tetapi juga kegiatan lain yang dapat meriah dan sekaligus melestarikan adat budaya Belitong.
Dalam konteks ini, perlu adanya perhatian lebih lanjut dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, orang tua, dan masyarakat secara luas, untuk meningkatkan minat anak-anak terhadap kegiatan bertutur dan kegiatan literasi lainnya.
Hanya dengan demikian, tradisi dan budaya lokal, serta potensi anak-anak dalam mengembangkan kreativitas dan kemampuan komunikasi mereka dapat terus dijaga dan ditingkatkan. (Red, KBO-Babel)