Paspampres Amankan Pria Berbatik yang Mencoba Dekati Jokowi di Kunjungan ke Sulawesi Tenggara
KBO-BABEL.COM (Jakarta) – Sebuah insiden kontroversial terjadi di Konawe, Sulawesi Tenggara, saat seorang pria menerobos Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan bahkan mencoba menarik Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga nyaris membuatnya jatuh. Kejadian yang terekam dalam video tersebut menjadi viral di media sosial, memunculkan kekhawatiran akan keamanan nasional. Namun, siapa sebenarnya pria tersebut?. Rabu (15/5/2024)
Plt Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, M. Yusuf Permana, menjelaskan bahwa kejadian itu terjadi ketika Presiden Jokowi sedang memberikan keterangan pers di depan lobi RSUD Konawe.
“Ada masyarakat yang ingin mendekat dari belakang Presiden RI di saat Beliau (Jokowi) sedang memberikan keterangan pers resmi kepada media di depan lobi RSUD Konawe Kabupaten Konawe,” ujar Yusuf.
Saat pria berbatik coba menerobos, Paspampres dengan sigap mengamankan pria tersebut.
“Tentu Paspampres dengan cepat mencegah orang tersebut dengan tujuan agar tidak mengganggu Bapak Presiden yang sedang memberikan keterangan pers,” tambahnya.
Yusuf juga mengungkapkan bahwa tim pengamanan telah berkomunikasi dengan pria tersebut untuk mengetahui alasan di balik upayanya mendekati Presiden Jokowi. Ternyata, pria tersebut ingin menyampaikan masalah kepegawaian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Konawe.
Berdasarkan informasi terbaru, pria tersebut adalah Mahyuddin SSos, seorang mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan mantan Sekretaris Desa (Sekdes) di Desa Awuliti, Konawe, Sulawesi Tenggara. Dilahirkan di Kota Kendari pada 5 Juni 1974, Mahyuddin kini berusia 49 tahun. Namun, beberapa pekan lagi ia akan memasuki usia 50 tahun.
Informasi dari Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Konawe, Suparjo, mengungkapkan bahwa Mahyuddin telah diberhentikan sebagai PNS oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) atas dugaan pemalsuan ijazah pada tahun 2022. Dengan demikian, Mahyuddin tidak lagi memiliki hak untuk menerima gaji PNS dan tidak terdaftar di BKN.
Menanggapi kejadian ini, Jokowi tetap tenang meskipun nyaris jatuh akibat tarikan Mahyuddin. Dia kembali berdiri di posisinya semula dan melanjutkan wawancara dengan wartawan yang hadir. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan pejabat lainnya juga mengawalnya.
Meskipun insiden ini berakhir dengan damai, namun juga menjadi peringatan akan pentingnya pengawalan dan pengamanan terhadap kepala negara, terutama dalam situasi yang rawan seperti saat kegiatan resmi di tempat umum. (KBO-Babel/tim)