Isu Bocornya Produksi Timah Indonesia ke Malaysia: Penjelasan Bos PT Timah
KBO-BABEL.COM (Jakarta) – Isu bocornya produksi timah Indonesia ke Malaysia telah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu terakhir. Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS), Ahmad Dani Virsal, memberikan penjelasan terkait hal ini dalam sebuah pertemuan di Gedung DPR RI, Jakarta, yang dihadiri oleh anggota Komisi VI DPR RI pada Rabu (3/4/2024). Jumat (5/4/2024)
Ahmad Dani Virsal membuka suara terkait isu ini, mengisyaratkan bahwa produksi timah Malaysia meningkat, sementara produksi Indonesia mengalami penurunan.
Dia menjelaskan bahwa laporan terakhir menunjukkan peningkatan produksi timah di Malaysia, namun pihaknya belum bisa memastikan apakah impor timah tersebut berasal dari Indonesia secara ilegal.
Isu ini mulai mencuat ketika Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohamad Haekal, menyatakan kecurigaannya bahwa Malaysia mengalami kelebihan pasokan timah sementara Indonesia mengalami penurunan produksi.
Haekal juga menyampaikan kekhawatiran tentang praktik pertambangan ilegal yang mungkin dilakukan di atas Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah, yang berpotensi menghasilkan timah yang kemudian diakui sebagai produksi negara lain.
Dalam paparannya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI, Virsal menjelaskan bahwa produksi bijih timah PT Timah mengalami penurunan signifikan pada tahun 2023, turun 26% menjadi 14.855 ton dari 20.079 ton pada tahun sebelumnya.
Begitu juga dengan produksi logam timah yang turun 23% menjadi 15.340 ton dari 19.825 ton. Penjualan logam timah juga mengalami penurunan, turun 31% menjadi 14.385 ton dari 20.805 ton pada tahun sebelumnya.
Dampak dari penurunan produksi ini sangat terasa bagi PT Timah, yang harus mencatat kerugian laba bersih sebesar Rp 450 miliar pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan capaian laba bersih pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,04 triliun.
Meskipun begitu, Virsal menegaskan bahwa pihaknya belum dapat memastikan secara pasti apakah produksi timah yang meningkat di Malaysia berasal dari Indonesia secara ilegal. Dia menyatakan bahwa diperlukan bukti lebih lanjut untuk memastikan hal tersebut.
Isu ini juga menyoroti perlunya penegakan hukum yang lebih ketat dalam industri pertambangan untuk mencegah praktik ilegal yang dapat merugikan negara.
Dengan adanya penurunan produksi dan potensi impor ilegal, langkah-langkah pencegahan yang efektif perlu segera diimplementasikan untuk menjaga keberlangsungan industri timah Indonesia serta mengamankan pendapatan negara.
Sementara itu, pertanyaan-pertanyaan dan kekhawatiran dari anggota DPR RI menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam industri pertambangan, serta perlunya kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga pengawas untuk memastikan keberlanjutan dan keadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada. (Sumber: CNBC Indonesia, Editor: KBO-Babel)