Meninjau Peningkatan Kinerja Saham TINS di Tengah Tuduhan Korupsi dan Proyeksi Permintaan Timah di Pasar Global
KBO-BABEL.COM (Jakarta) – PT Timah Tbk. (TINS) telah menyaksikan lonjakan yang luar biasa sebesar 36,42% dalam kinerja sahamnya sepanjang tahun ini, meskipun dihadapkan pada tuduhan korupsi yang mengitari operasi timahnya. Kenaikan harga saham ini sejalan dengan upaya intensif oleh manajemen perusahaan untuk memperkuat struktur tata kelola dan meningkatkan prospek masa depan. Kamis (4/4/2024)
Ahmad Dani Virsal, CEO Timah, mengaitkan peningkatan kepercayaan investor belakangan ini dengan komitmen perusahaan untuk meningkatkan praktik tata kelola dan potensi pertumbuhan yang dimiliki.
“Investor kini memperhatikan secara seksama upaya kami untuk meningkatkan tata kelola dan potensi masa depan yang kami miliki,” ungkap Ahmad dalam konferensi pers baru-baru ini di Jakarta.
Meskipun menghadapi publisitas negatif akibat tuduhan korupsi dan laporan kinerja yang tidak menguntungkan, reformasi internal Timah, dukungan eksternal, dan upaya peningkatan produksi diyakini menjadi faktor pendorong di balik kenaikan saham tersebut.
“Investor mengakui rasio harga buku (PBV) yang rendah dari timah, menandakan potensi peningkatan yang signifikan,” tekankan Ahmad.
Dalam laporan sebelumnya, Timah telah menetapkan target produksi yang ambisius sebesar 30.000 ton untuk tahun 2023, menandai peningkatan 100% dibandingkan tahun sebelumnya.
Target ini mencerminkan keyakinan perusahaan terhadap permintaan timah global, dengan sekitar 95% produksinya ditujukan untuk diekspor ke negara-negara Asia seperti Jepang, Taiwan, China, dan Korea, serta pasar Eropa dan Amerika.
Ahmad juga menguraikan optimisme terhadap kinerja keuangan Timah di tahun 2024, dengan menargetkan kembali ke laba setelah mengalami kerugian pada tahun sebelumnya.
Kinerja saham perusahaan mencerminkan sentimen ini, dengan saham TINS melonjak sebesar 53,04% dalam sebulan terakhir saja, mencapai Rp880 per saham.
Meskipun momentum positif ini, TINS masih menghadapi tantangan yang berkelanjutan, termasuk penetapan tersangka baru-baru ini terhadap beberapa individu, termasuk mantan eksekutif, terkait dugaan korupsi timah.
Sebanyak 16 individu, termasuk Harvey Moeis, Helena Lim, dan mantan direktur TINS, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi yang melibatkan izin perdagangan timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Timah dari tahun 2015 hingga 2022.
Tuduhan korupsi bermula dari pertemuan antara tersangka dan mantan pejabat tinggi Timah untuk memfasilitasi operasi penambangan timah ilegal.
Riza Pahlevi, mantan direktur TINS, dan Emil Emindra, mantan Direktur Keuangan, diduga berkolusi dengan pihak eksternal untuk terlibat dalam perjanjian sewa-menyewa yang curang terkait proses peleburan timah.
Meskipun dihadapkan dengan tantangan ini, Timah tetap berkomitmen untuk transparansi dan akuntabilitas, karena berusaha untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor dan menjaga laju positifnya.
Manajemen perusahaan yakin bahwa upaya berkelanjutan untuk memperkuat praktik tata kelola dan meningkatkan produksi akan menempatkan Timah untuk kesuksesan jangka panjang di pasar timah global. (Sumber: Bisnis, Editor: KBO-Babel)