Skandal Ferienjob: 93 Mahasiswa UNJ Jadi Korban Penipuan di Jerman
KBO-BABEL.COM (Jakarta)- Kronologi tragis mengenai penipuan dalam program magang ferienjob ke Jerman telah mengguncang Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan menghasilkan gelombang kekhawatiran di kalangan mahasiswa. Sebanyak 93 mahasiswa UNJ menjadi korban dalam skandal ini, yang telah mengekspos praktik penipuan yang merugikan. Rabu (27/3/2024)
Kronologi peristiwa ini bermula pada Februari 2023, ketika seorang dosen dari perguruan tinggi di Provinsi Jambi, yang disebut sebagai SS, memperkenalkan Program Magang Internasional ke Jerman kepada pimpinan UNJ.
Dengan dalih program ini telah diakui oleh pemerintah Jerman dan Indonesia, SS bersama dengan PT SHB dan CV-Gen berhasil meyakinkan pihak UNJ untuk terlibat dalam program tersebut.
Pada 6 Mei 2023, SS kembali ke UNJ dengan membawa klaim yang lebih kuat. Dia mempresentasikan program tersebut dengan menegaskan bahwa PT SHB telah berbadan hukum dan bahwa program magang ini telah mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah Jerman dan Indonesia. Dengan janji bahwa program akan berlangsung selama 3 bulan, UNJ kemudian menandatangani nota kesepahaman dengan PT SHB pada 19 Mei 2023.
Namun, masalah mulai muncul setelah 93 mahasiswa UNJ berangkat ke Jerman pada 2 Oktober 2023. Dalam beberapa minggu setelah kedatangan mereka, laporan keluhan mulai mengalir.
Mahasiswa mengeluhkan tentang kondisi tempat tinggal yang tidak layak, honor magang yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, dan pelayanan yang buruk dari PT SHB dan CV-Gen.
Pada 25 Oktober 2023, UNJ merespons dengan mengirimkan tim monitoring ke Jerman setelah menerima laporan dari mahasiswa dan surat edaran dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbudristek, yang menunjukkan adanya indikasi pelanggaran prosedur dalam penyelenggaraan program ferienjob.
Audiensi antara tim dosen UNJ dan KBRI Berlin pada 3 November 2023 mengungkapkan bahwa program tersebut sebenarnya bukanlah magang, melainkan pekerjaan. Informasi ini menguatkan dugaan bahwa para mahasiswa telah dieksploitasi dan dipaksa bekerja secara ilegal.
Pada 30 Desember 2023, semua mahasiswa dipulangkan ke Indonesia dalam keadaan sehat, namun telah mengalami pengalaman yang traumatis. Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menyebutkan bahwa mahasiswa-mahasiswa tersebut telah menjadi korban perdagangan orang dan dieksploitasi secara nonprosedural.
Reaksi publik terhadap skandal ini sangat keras. Orang tua mahasiswa, pihak kampus, dan masyarakat luas menuntut keadilan bagi para korban dan pemeriksaan yang ketat terhadap lembaga-lembaga yang terlibat dalam penipuan ini.
UNJ telah mengeluarkan pernyataan resmi mengecam tindakan penipuan ini dan berjanji untuk memberikan dukungan penuh kepada mahasiswa yang terkena dampak.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam menghadapi tawaran program internasional dan perlunya regulasi yang lebih ketat dalam menyelenggarakan program magang dan pekerjaan internasional bagi mahasiswa.
Kemudian, langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan mahasiswa dalam setiap program yang mereka ikuti.
Skandal ferienjob ini bukan hanya sebuah pengkhianatan terhadap kepercayaan mahasiswa, tetapi juga mengingatkan kita akan bahaya perdagangan orang yang masih merajalela di tengah-tengah masyarakat.
Pemerintah dan lembaga terkait harus bersatu untuk memberantas praktik-praktik eksploitasi semacam ini dan melindungi para generasi muda Indonesia dari bahaya yang mengintai di luar sana.
Dalam hal ini, keadilan harus ditegakkan dengan tegas, dan langkah-langkah pencegahan yang konkret harus diambil agar tragedi serupa tidak terulang lagi di masa depan. (Sumber: Detik News, Editor: KBO-Babel)