Insiden Pilot Tertidur: Bos Lion Group Bersikeras Bukan Salah Perusahaan
KBO-BABEL.COM (Balaraja) – Insiden pilot dan kopilot Batik Air yang tertidur bersamaan pada 25 Januari 2024, meskipun baru mencuat dalam sorotan publik belakangan ini, telah menimbulkan kekhawatiran yang serius dalam industri penerbangan. Penerbangan ID6723, yang dijalankan oleh sebuah Airbus A320, membawa 153 penumpang ketika kejadian itu terjadi. Jum’at (22/3/2024)
Pilot dan kopilot yang tertidur selama 28 menit menyebabkan pesawat menjauhi jalur yang telah ditentukan, menimbulkan pertanyaan serius tentang protokol keselamatan dan pengelolaan staf di Batik Air, anak perusahaan dari Lion Group.
Namun, dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, pendiri Lion Group, Rusdi Kirana, menegaskan bahwa insiden ini bukanlah kesalahan dari perusahaan. Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Perkantoran Lion Group, Balaraja, pada Rabu (20/3/2024), Rusdi menyatakan,
“Saya melihatnya itu bukan dari kesalahan perusahaan, karena seperti pengakuan penerbang tersebut dia kan kelelahan karena ada urusan pribadinya jadi lebih ke perorangan ya.”
Meskipun Rusdi menegaskan bahwa kesalahan ini adalah tanggung jawab individu, Lion Group telah mengambil tindakan tegas sebagai respons terhadap kejadian tersebut. Pencabutan lisensi penerbangan bagi pilot dan mutasi dalam jajaran direksi adalah beberapa langkah yang diambil untuk menunjukkan bahwa perusahaan serius dalam memperlakukan insiden ini dengan tegas.
“Namun, sebagai perusahaan kita juga mau memperbaiki. Nah untuk yang pilot tersebut pasti cabut license, kedua adalah pimpinan direct-nya walaupun bukan kesalahan dia itu dimutasi, supaya ini ada efek jera juga bagi manajemen lain, walaupun bukan kesalahan manajemen, pribadi lah,” kata Rusdi.
Namun demikian, Presiden Direktur Lion Group, Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi, menegaskan bahwa Lion Group selalu menjalankan prosedur keselamatan yang ketat.
“Selalu ada cek briefing kepada awak pesawat sebelum lepas landas,” ungkap Daniel.
“Kemarin itu memang hasil investigasi preliminary record sudah ada di KNKT, dari hasilnya pun sudah disampaikan dalam preliminary record bahwa dari sisi istirahatnya cukup, kemudian dari sisi prosedurnya cukup dijalankan bahkan ada prosedur yang disampaikan briefing kepada pilot. Pilot itu sebelum terbang mengajak kru-nya briefing menanyakan ‘mas kamu ngantuk apa nggak? Mbak kamu ngantuk apa nggak?’”
Meskipun demikian, banyak pihak merasa bahwa evaluasi yang lebih mendalam terhadap pola libur dan istirahat para pilot perlu dilakukan. Rusdi menegaskan bahwa pola libur yang diberikan kepada pilot tersebut dianggap sudah cukup, namun ia juga menyatakan,
“Tapi disayangkan menurut pengakuan penerbang kan dia harus pindah rumah, ngurusin bayinya, nah dari kita lihat ternyata sudah diberikan dua hari libur.”
Insiden ini menunjukkan kompleksitas dalam menjaga keselamatan penerbangan dan manajemen staf di industri penerbangan. Sementara Lion Group bersikeras bahwa insiden ini bukanlah kesalahan perusahaan, hal ini memicu panggilan untuk evaluasi menyeluruh terhadap protokol keselamatan dan manajemen staf dalam industri penerbangan.
Dengan insiden ini sebagai latar belakang, regulator penerbangan dan perusahaan penerbangan di seluruh dunia mungkin akan melakukan tinjauan mendalam terhadap kebijakan dan prosedur mereka untuk memastikan keamanan dan keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama. (Sumber: Detik Travel, Editor: KBO-Babel)