Meninggalnya Profesor Djamaluddin Ancok: Kehilangan Besar bagi Dunia Psikologi dan UGM

Foto: ilustrasi UGM

Duka Mendalam: Dunia Akademik Meratapi Kehilangan Profesor Djamaluddin Ancok

KBO-BABEL.COM (Sleman) – Pukulan berat Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dunia psikologi dengan meninggalnya Profesor H. Dr. Djamaluddin Ancok, seorang pilar dalam bidang psikologi di UGM. Profesor Ancok, seorang eks Guru Besar Psikologi di UGM, meninggalkan sebuah warisan yang tak terlupakan bagi para mahasiswa, kolega, dan komunitas ilmiah. Senin (18/3/2024).

Profesor Ancok meninggal pada tanggal 15 Maret 2024, meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh kalangan. Berita duka itu disampaikan oleh Fakultas Psikologi UGM, tempat Profesor Ancok pernah mengabdi dengan penuh dedikasi.

Bacaan Lainnya

Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Maguwoharjo, Sleman, tempat di mana ia menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam pengabdian kepada ilmu dan pengajaran.

Keterangan resmi dari Fakultas Psikologi UGM menyatakan bahwa pelepasan jenazah dilakukan dengan penghormatan yang layak pada pukul 11.00 WIB.

Rencananya, pemakaman dijadwalkan dilakukan setelah shalat zuhur, di mana jenazah akan disalatkan terlebih dahulu di masjid terdekat dari rumah duka. Prosesi pemakaman di Pemakaman Modinan di Maguwoharjo dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 13.00 WIB.

Sebagai rekan sejawat dan salah satu staf di Fakultas Psikologi UGM, Wakil Dekan bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Dr. Sumaryono, M.Si., Psi, turut mengungkapkan kesedihannya.

Profesor Ancok tidak hanya dihormati sebagai seorang akademisi yang luar biasa, tetapi juga sebagai individu yang ceria dan sederhana. Selama masa pengabdiannya, ia terkenal sebagai sosok yang ramah dan selalu siap membantu mahasiswanya.

“Beliau ini Guru Besar dosen purna tugas. Keseharian beliau selalu ceria, selalu mengajak teman-teman muda mengembangkan diri,” ungkap Sumaryono, mencerminkan kehangatan dan semangat beliau dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.

Sebelum meninggal dunia, Profesor Djamaluddin Ancok tinggal seorang diri di rumahnya di kawasan Sambilegi, Maguwoharjo, Jogja. Kepolisian setempat menjelaskan bahwa jenazah korban ditemukan oleh tetangganya.

Informasi dari keluarga menyebutkan bahwa Profesor Ancok memiliki riwayat penyakit vertigo dan asam urat, meskipun belum ada konfirmasi resmi tentang penyebab pasti kematiannya.

Kehilangan Profesor Ancok adalah pukulan besar bagi UGM dan komunitas ilmiah secara luas. Karya dan dedikasinya akan terus dikenang dan menginspirasi generasi-generasi mendatang dalam menjelajahi bidang psikologi.

Semangatnya dalam mengajar dan mengembangkan diri menjadi contoh bagi banyak orang, memperkuat legacy-nya sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam ilmu psikologi di Indonesia.

Meninggalnya Profesor Ancok bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan teman-teman dekatnya, tetapi juga sebuah kehilangan besar bagi dunia akademik.

Warisan intelektual dan semangatnya dalam memajukan ilmu pengetahuan akan terus memancar dan memberi inspirasi bagi banyak orang, menandai jejak yang tak terlupakan dalam sejarah psikologi di Indonesia. (Sumber: Detikjogja, Editor: KBO-Babel).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *