Kekecewaan Masyarakat Belinyu Terhadap Penegakan Hukum Tambang Ilegal: Meminta Tindakan Langsung

Foto: Koordinasi Giat Tambang Ilegal Batu Hitam

Koordinasi Giat Tambang Ilegal Batu Hitam di Bangka: Tindakan Himbauan vs. Penegakan Hukum

KBO-BABEL.COM (Bangka) – Sebuah ketidakpuasan muncul di masyarakat Belinyu, Bangka, terkait penanganan aktivitas tambang ilegal batu hitam di wilayah mereka. Tim gabungan, yang terdiri dari berbagai instansi penegak hukum dan keamanan, telah melakukan himbauan kepada para penambang ilegal di kawasan hutan konservasi. Namun, keputusan untuk hanya memberikan himbauan tanpa tindakan tegas penangkapan telah menimbulkan pertanyaan serius di kalangan masyarakat. Senin (18/3/2024).

Pada Sabtu, 16 Maret 2024, Tim Gabungan, yang dipimpin oleh Kapolsek Belinyu, Kapolsek Riau Silip, Polairud Polres Bangka, Direktorat, serta anggota Danlanal, turun ke perairan Kelabat untuk melakukan himbauan terhadap aktivitas penambangan ilegal.

Meskipun tim menemukan para penambang ilegal dalam aksi, hanya himbauan yang dilakukan tanpa adanya tindakan penegakan hukum yang lebih keras.

Salah satu warga Belinyu mengekspresikan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut. Ia menyatakan bahwa seringkali himbauan semacam itu tidak memberikan dampak yang signifikan, dan aktivitas ilegal tersebut terus berlanjut setelah beberapa hari.

Masyarakat merasa bahwa penegakan hukum yang lemah memberikan kesempatan bagi para koordinator tambang ilegal untuk terus melakukan kegiatan mereka tanpa takut akan konsekuensi yang nyata.

Beberapa kejadian tidak menyenangkan juga telah terjadi sehubungan dengan aktivitas tambang ilegal ini. Salah satunya adalah insiden perkelahian yang mengakibatkan seorang korban harus dilarikan ke rumah sakit.

Bahkan, seorang ibu yang menjadi penyanting mengalami cedera serius dan harus diperiksa di RS Puskesmas Belinyu. Semestinya, aparat penegak hukum dapat mengambil tindakan untuk mengamankan koordinator tambang dan mencari pelaku kekerasan tersebut.

Narasumber dari LPM Markas Daerah Babel menyayangkan ketidakmampuan aparat penegak hukum, terutama Polda Babel, dalam menangani kasus ini. Mereka menekankan perlunya penegakan hukum yang tegas terhadap koordinator tambang ilegal di wilayah tersebut.

Masyarakat Belinyu bahkan menggelar aksi damai dengan Kongres Rakyat Belinyu sebagai bentuk protes terhadap ketidakpuasan mereka terhadap kegiatan tambang ilegal yang merugikan masyarakat lokal.

Dalam menghadapi isu ini, Kapolda dan jajarannya diminta untuk mengambil langkah tegas dalam menegakkan hukum dan menangkap para pelaku, termasuk koordinator tambang ilegal tersebut. Masyarakat mengharapkan agar keadilan dapat ditegakkan dan mereka dapat hidup dalam lingkungan yang aman dan berkelanjutan.

Kasus tambang ilegal batu hitam di Bangka menjadi sorotan publik karena memunculkan pertanyaan tentang efektivitas penegakan hukum dan perlindungan lingkungan. Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan kerjasama antara pihak berwenang dan masyarakat untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. (Sumber: Sambar.id, Editor: KBO-Babel).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *