TINS Merangsek Jajaran Top Gainers: Antisipasi Kelangkaan Global Mengguncang Pasar

Foto: Ilustrasi lempengan komoditas timah hasil penambangan

Saham PT Timah Tbk (TINS) Melonjak di Tengah Sentimen Kelangkaan Global

KBO-BABEL.COM (Jakarta) – Saham PT Timah Tbk (TINS) menunjukkan momentum yang mengesankan di pasar saham, memunculkan kegembiraan di kalangan investor dengan merangsek ke jajaran top gainers. Kenaikan saham yang mencolok ini bukan hanya sekadar refleksi pertumbuhan nilai perusahaan, tetapi juga merupakan indikator kuat terhadap potensi kelangkaan global dalam komoditas timah yang krusial. Kamis (14/3/2024).

Menurut data terbaru dari Bloomberg, saham TINS melesat sebanyak 105 poin atau setara dengan kenaikan 14,38%, membawa harganya mencapai Rp835 per saham pada Sesi I pada Rabu (13/3/2024).

Bacaan Lainnya

Lonjakan yang spektakuler ini terjadi setelah sekitar 116,7 juta saham TINS diperdagangkan, dengan nilai transaksi mencapai Rp94,2 miliar dan frekuensi perdagangan mencapai 13.076 kali.

Meskipun saham TINS dibuka dengan stagnasi pada level Rp730 per saham, namun tidak butuh waktu lama bagi pasar untuk memberikan respon yang positif, mendorong harga saham TINS merangkak naik hingga mencapai level tertinggi pada hari itu di Rp850 per saham.

Pergerakan yang signifikan ini terutama dipicu oleh sentimen pasar yang khawatir terhadap kelangkaan timah global, dengan perkiraan defisit sebesar 5.000 ton tahun ini, berbanding terbalik dengan surplus 6.000 ton yang terjadi tahun sebelumnya.

Pertumbuhan permintaan yang signifikan, khususnya dari sektor semikonduktor dan teknologi, menjadi salah satu faktor pendorong utama kenaikan harga timah. Kebutuhan akan pengembangan kecerdasan buatan dan chip otomotif semakin meningkat, menciptakan momentum positif bagi harga komoditas ini.

Namun, keadaan pasar timah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor permintaan semata. Ketidakpastian yang berkembang di Myanmar juga memberikan dampak signifikan terhadap dinamika pasar global.

Penerapan pajak ekspor sebesar 30% untuk semua ekspor konsentrat timah dari wilayah pertambangan utama di Myanmar telah menambah ketidakpastian dalam pasokan.

Myanmar, sebagai produsen bijih timah terbesar ketiga di dunia, menghadapi tekanan lebih lanjut dengan pungutan ekspor ini. Negara bagian Wa, yang merupakan wilayah otonom di Myanmar, merupakan salah satu kontributor utama dalam pasokan logam tersebut, dengan menyumbang sepertiga dari pasokan logam China pada tahun 2022.

Dengan kondisi pasar yang terus berkembang, harga timah diprediksi akan terus naik, menambah kegembiraan di kalangan investor TINS. Meskipun harga telah merangkak naik saat ini, namun potensi pertumbuhan lebih lanjut masih terbuka lebar.

Hal ini membuat TINS menjadi sorotan utama dalam pasar saham, dengan prospek yang semakin menarik bagi para investor. Perusahaan ini dihadapkan pada peluang besar untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan nilai perusahaan di tengah dinamika pasar yang semakin kompleks.

Kesempatan ini juga memberikan sinyal positif bagi para investor yang ingin terlibat dalam industri yang penting dan berkembang pesat ini. (Sumber: Bloomberg Technoz, Editor: KBO-Babel).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *