Penyu Belimbing Raksasa Terdampar di Laut Bangka: Temuan Langka yang Menggugah Kesadaran Lingkungan
KBO.BABEL.COM (Bangka Barat) – Sebuah kejadian langka mengguncang kawasan pesisir Tanjung Ular, Desa Airputih, Kabupaten Bangka Barat (Babar), Pulau Bangka. Seorang nelayan bernama Albert menemukan sebuah penyu belimbing raksasa terdampar di pantai, menghadirkan gambaran yang mengejutkan tentang keberadaan satwa langka di perairan Indonesia. Kamis (14/3/2024).
Keberadaan penyu tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan tentang kondisi ekosistem laut serta perlunya pelestarian satwa-satwa yang dilindungi.
Penyu belimbing yang memiliki nama latin Dermochelys Coriacea ini, ditemukan pada Senin (11/3/2024) oleh Albert saat ia sedang melakukan perbaikan perahunya di perairan Tanjung Ular.
Penyu tersebut memiliki ciri khas berwarna hitam dengan corak putih, dan jenis kelamin betina. Dengan panjang bentang tubuh mencapai 1,5 meter dan lebar 75 cm, penyu ini memperlihatkan ukuran yang mengesankan bagi yang menemukannya.
Namun, ditemukannya penyu ini juga menunjukkan kondisi yang menyedihkan. Sirip kirinya terputus, diduga akibat serangan predator. Hal ini menunjukkan betapa rawannya keberadaan satwa-satwa laut di tengah ancaman yang semakin meningkat dari aktivitas manusia dan perubahan lingkungan.
Setelah penemuannya, Albert bersama warga setempat segera mengambil tindakan dengan mengevakuasi penyu tersebut ke muara Sungai Penggalang atau bibir pantai, dengan harapan penyu ini bisa dirawat sementara waktu.
Kehadiran penyu ini merupakan pengalaman yang sangat langka bagi Albert, yang mengaku bahwa ini adalah pertama kalinya ia menemukan penyu raksasa belimbing selama menjadi nelayan di perairan Bangka Barat.
Pihak berwenang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Komunitas Satwa Alobi Bangka Belitung (Babel) bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Babar turut serta mendatangi lokasi penemuan tersebut.
Mereka menyatakan bahwa penyu belimbing merupakan satwa dilindungi yang habitatnya terletak di laut Indonesia bagian Timur. Usianya diperkirakan masih remaja, menambah urgensi perlindungan terhadap spesies yang rentan ini.
Menyadari pentingnya perlindungan terhadap satwa langka ini, penyu belimbing raksasa akhirnya dilepas kembali ke kawasan perairan Pantai Bakit, yang dipilih karena arusnya dinilai cukup tenang. Langkah ini diambil dengan tujuan agar penyu tersebut dapat beradaptasi dengan baik dan bertahan hidup di habitatnya yang sebenarnya.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya pelestarian lingkungan laut dan perlindungan terhadap satwa-satwa yang mendiami ekosistem tersebut.
Dengan semakin seringnya penemuan satwa langka yang terancam punah, menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaga kelestarian lingkungan demi keberlangsungan hidup bersama di planet ini.
Dengan demikian, penemuannya memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya konservasi laut dan perlindungan terhadap spesies yang terancam punah, serta menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut bagi keberlangsungan hidup manusia dan satwa-satwa lainnya.
Melalui upaya kolektif, kita dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keberagaman hayati bumi untuk generasi mendatang. (Sumber: detikSumut, Editor: KBO-Babel).