Presiden Jokowi Dorong Sektor Keuangan dan UMKM untuk Dorong Pemulihan Ekonomi
KBOBABEL.COM (Jalarta) – Presiden Joko Widodo, dalam sambutannya pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2022, mendorong sektor jasa keuangan untuk terus bersinergi dengan sektor riil guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Jumat (1/3/2024).
Dalam suasana yang digelar secara hybrid di Jakarta, Jokowi menyampaikan apresiasi atas koordinasi yang baik antara jajaran OJK, menekankan bahwa kolaborasi antara sektor jasa keuangan dan sektor riil adalah kunci untuk perekonomian yang kuat dan berkelanjutan.
“Tanpa sektor jasa keuangan yang baik, perekonomian nasional tidak akan baik dan berkelanjutan,” kata Jokowi.
Salah satu langkah konkrit yang diambil adalah memperkuat pembiayaan di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang memiliki kontribusi besar dalam perekonomian masyarakat.
Jokowi menetapkan target ambisius, yakni meningkatkan porsi kredit untuk UMKM hingga mencapai 30 persen pada tahun 2024.
“Untuk mencapai target tersebut, diperlukan strategi terobosan dan aksi-aksi serius, konsisten, dan berkelanjutan,” ungkap Jokowi.
Dukungan sektor jasa keuangan terhadap pembiayaan UMKM diharapkan dapat mengurangi hambatan akses kredit bagi pelaku usaha kecil dan sektor informal.
Hal ini dianggap krusial dalam memberikan peluang yang lebih besar bagi generasi muda untuk memulai usaha dan memperkuat peran UMKM sebagai komponen penting dalam memulihkan perekonomian.
Jokowi juga menyoroti pentingnya kebijakan untuk mengembangkan sumber ekonomi baru yang berkelanjutan, terutama yang terkait dengan lingkungan hidup.
Sebagai langkah konkrit, Jokowi meluncurkan Taksonomi Hijau Indonesia, sebuah inisiatif OJK yang bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi hijau sebagai sektor ekonomi baru.
Taksonomi Hijau Indonesia ini mencakup daftar klasifikasi aktivitas ekonomi yang mendukung upaya perlindungan lingkungan hidup dan mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.
Dengan melibatkan delapan Kementerian, inisiatif ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi penyusunan kebijakan dari berbagai instansi, termasuk OJK.
Sebagai tambahan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,5 persen pada tahun ini, lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan tahun sebelumnya.
Proyeksi ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 5 persen hingga 5,5 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit nasional sangat tergantung pada mobilitas masyarakat.
Semakin tinggi mobilitas, semakin tinggi pula konsumsi masyarakat, yang pada akhirnya akan mendorong permintaan kredit.
Dengan berbagai langkah strategis dan dukungan yang kuat dari sektor jasa keuangan, pemerintah optimis dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan menciptakan peluang yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (Sumber : Kompas, Editor : KBO Babel)