Kapolres Kediri Kota Ungkap Fakta Terbaru: Empat Santri Tersangka dalam Kasus Kekerasan di Pondok Pesantren

Foto : Santri Tewas di Ponpes Kediri

Tragedi Maut di Pondok Pesantren Kediri: Santri Tewas Dianiaya, Keluarga Curiga, Pihak Pondok Pesantren Awalnya Tutupi

KBOBABEL.COM (Kediri) – Sebuah tragedi maut mengguncang Pondok Pesantren Al Hanifiyah di Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, saat seorang santri bernama Bintang Balqis Maulana (14) ditemukan tewas setelah diduga dianiaya oleh empat rekannya. Rabu (28/2/2024).

Keempat tersangka, yang semuanya adalah santri senior, telah ditetapkan oleh kepolisian sebagai tersangka dalam kasus ini.

Bacaan Lainnya

Namun, apa yang terjadi di balik peristiwa tersebut masih menyisakan banyak pertanyaan dan kebingungan.

Peristiwa tragis ini terungkap ketika jenazah Bintang tiba di rumah duka di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Keluarga korban yang sudah merasa curiga dengan kondisi jenazah, mencurigai bahwa kematian Bintang bukanlah akibat terpeleset di kamar mandi seperti yang dilaporkan awalnya oleh pihak pondok pesantren.

Tubuh Bintang memiliki luka lebam dan bekas sundutan rokok, yang menimbulkan kecurigaan bahwa ada tindak kekerasan yang menimpanya.

Keluarga korban, terutama ibu Bintang, Suyanti (38), merasakan duka yang begitu mendalam atas kepergian anaknya. Dalam sebuah pesan singkat yang dikirimkan sebelum kepergiannya, Bintang memohon untuk segera dijemput dan mengungkapkan rasa takutnya.

Namun, keinginan itu tidak terlaksana karena Suyanti sedang berada di Bali untuk bekerja bersama kakak Bintang. Bahkan, sebelumnya, Bintang sempat mengeluh sakit dan Suyanti telah mengirimkan uang untuk pengobatannya.

Lebih dari itu, Suyanti juga berjanji untuk membelikan Bintang sebuah motor, sebagai bentuk semangat agar anaknya tetap bersemangat dalam menimba ilmu di pondok pesantren.

Namun, janji itu tak pernah bisa terlaksana karena Bintang telah menjadi korban kekerasan yang memakan nyawanya di tempat yang seharusnya menjadi tempat belajar dan berkembang.

Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji, mengonfirmasi bahwa Bintang meninggal karena dianiaya oleh keempat tersangka, yakni MN (18), MA (18), AF (16), dan AK (17).

Motif dari tindakan kekerasan tersebut diduga karena adanya kesalahpahaman antara korban dan para pelaku.

Namun, kasus ini semakin rumit dengan adanya dugaan bahwa pihak pondok pesantren awalnya mencoba untuk menutupi kejadian tersebut.

Mereka menyatakan bahwa Bintang meninggal karena terpeleset di kamar mandi, tanpa mengungkapkan adanya luka-luka dan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Sementara itu, kepolisian terus melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa sejumlah saksi, termasuk saksi dari lingkungan pondok pesantren dan dokter yang menerima jenazah Bintang.

Tujuannya adalah untuk mengungkap semua fakta yang terjadi di balik tragedi ini dan memastikan keadilan bagi korban serta keluarganya.

Tragedi ini bukan hanya sekadar kehilangan seorang anak, tetapi juga menggugah kesadaran akan perlunya keamanan dan perlindungan di lingkungan pendidikan, terutama di pondok pesantren yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan penuh kasih.

Semoga kasus ini dapat menjadi momentum bagi perubahan yang lebih baik dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan para santri di seluruh Indonesia. (Sumber : Tribun News, Editor : KBO Babel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *