Misteri Kembalinya Tambang Ilegal di Perairan Batu Hitam: Pertanyaan Tanpa Jawaban
KBO-BABEL.COM (Belinyu-Bangka) – Aktivitas tambang ilegal di perairan Batu Hitam, Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, Bangka Selatan, kembali menjadi sorotan setelah beberapa waktu lalu sempat ditertibkan oleh pihak keamanan gabungan. Meskipun telah ada upaya penertiban sebelumnya, kini terpantau bahwa kegiatan tambang ilegal kembali merajalela, bahkan dengan intensitas yang lebih tinggi. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas kembalinya aktivitas ilegal ini, dan apa motif di baliknya? Rabu,(21/2/2024).
Perairan Batu Hitam yang sebelumnya sepi dari aktivitas tambang ilegal setelah dilakukan penertiban, kini kembali dipadati oleh ponton-ponton tambang yang diperkirakan mencapai ratusan.
Hal ini tentu menimbulkan kecurigaan, karena keberadaan tambang ilegal dalam skala besar seperti ini tidak mungkin terjadi tanpa campur tangan pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu.
Meskipun penertiban sebelumnya dilakukan oleh pihak keamanan gabungan yang terdiri dari personel Polsek Belinyu, Satpolair Polres Bangka, Ditpolairud Polda Babel, dan Posmat TNI AL Belinyu, tampaknya langkah tersebut tidak mampu menekan aktivitas ilegal ini secara permanen.
Pertanyaan pun muncul: apa yang membuat aktivitas tambang ilegal bisa kembali merajalela setelah penertiban dilakukan?
Dalam upaya mengungkap misteri di balik kembalinya aktivitas tambang ilegal, tim media melakukan investigasi lapangan dan wawancara dengan beberapa narasumber masyarakat yang meminta namanya dirahasiakan demi keamanan mereka.
Mereka yang tinggal di wilayah perairan Batu Hitam dan berprofesi sebagai nelayan merasa resah dengan kembalinya maraknya aktivitas ilegal tersebut.
Mereka merasa terganggu dalam mencari nafkah dan mengeluhkan bahwa hukum di negeri ini terkesan tidak dijalankan secara adil dan transparan.
Kecurigaan pun muncul terhadap oknum perangkat setempat yang diduga terlibat dalam koordinasi aktivitas tambang ilegal.
Dari keterangan narasumber warga setempat, terdapat indikasi bahwa beberapa ratus ponton tambang ilegal merupakan hasil dari dukungan dan binaan oknum tertentu.
Namun, hingga saat ini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak berwenang maupun oknum yang disebut terlibat dalam aktivitas ilegal ini.
Dengan adanya kekacauan ini, masyarakat perairan Batu Hitam merasa kecewa dan merasa bahwa kepentingan mereka sebagai nelayan tidak dipedulikan.
Mereka mengharapkan agar pihak berwenang segera mengambil langkah tegas dan terukur untuk mengatasi masalah ini.
Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan konkret yang diambil oleh pihak kepolisian maupun pihak terkait lainnya.
Kembali maraknya aktivitas tambang ilegal di perairan Batu Hitam menjadi cerminan dari ketidakmampuan sistem hukum dalam menangani kejahatan lingkungan secara efektif.
Ini bukan hanya masalah hukum, tetapi juga masalah integritas dan keadilan sosial yang harus segera diatasi oleh pihak berwenang.
Masyarakat pun berharap agar keadilan bisa ditegakkan dan para pelaku ilegalitas bisa diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Jika memang Polsek Belinyu, Polres Bangka dan Polda Kepulauan Bangka Belinyu tidak mampu menertibkan dan menindak tegas para penambangan timah ilegal di wilayah perairan Mengkubung Batu Hitam dan Sungai Rumpak Belinyu, meminta kepada Kapolri segera turun ke Bangka Belitung.
“Tidak ada harapan lagi kepada Polisi disini, hanya kepada Kapolri dan Panglima TNI kami berharap masyarakat kecil seperti kami mendapat keadilan dan perlindungan.”Pungkas salah satu Nelayan warga Belinyu. (Sumber : KBO Babel)