KBO-Babel.COM (PURWOKERTO) – Kontroversi pelantikan terduga pelaku kekerasan menjadi pejabat di salah satu fakultas di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed memprotes pelantikan terduga pelaku kekerasan seksual menjadi pejabat kampus. Mahasiswa menggelar aksi dengan mengenakan pita hitam pada Kamis (14/6/2023).
Sejumlah dosen juga turut menunjukkan aksi kepedulian dengan membuat status bergambar pita hitam pada aplikasi WhatsApp.
Wakil Rektor II Dr Kuat Puji Prayitno menegaskan Rektorat akan mengkaji segera persoalan ini berdasarkan masukan dari berbagai pihak. Ia mengatakan, sedang melakukan pendalaman.
“Kami segera dalami masalah ini, dan siap mengambil keputusan apapun, termasuk mengevaluasi keputusan yang sudah kami buat jika diperlukan,” kata Kuat melalui keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (16/6/2023).
Rektorat telah bertemu dan berkoordinasi dengan BEM, rektorat juga sudah bertemu dengan satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), Kamis (15/6/2023) petang.
Puji mengatakan pimpinan yang diwakili oleh seluruh jajaran wakil rektor bertemu satgas PPKS untuk mendalami kembali persoalan yang kini menjadi kontroversi.
“Rektorat terus mendukung dan mengapresiasi kinerja satgas PPKS yang dengan gigih menangani kasus kekerasan seksual di kampus ini. Kami selalu terbuka untuk semua masukan demi kebaikan bersama,” ujar Kuat.
Sementara itu, Ketua Satgas PPKS Dr Tri Wuryaningsih, kembali menjelaskan kronologi dan seluruh proses yang telah dilakukan timnya hingga keluar rekomendasi yang sudah disampaikan ke rektorat. “Kami juga sudah melakukan kroscek informasi yang belakangan beredar, yang mengesankan ada perbedaan antara satgas dan rektorat. Hasilnya sudah saya sampaikan ke pimpinan,” papar Triwur.
“Kami juga sudah melakukan kroscek informasi yang belakangan beredar, yang mengesankan ada perbedaan antara satgas dan rektorat. Hasilnya sudah saya sampaikan ke pimpinan,” papar Triwur.
(Sumber: KOMPAS.com)